…رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
"(Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu
mereka berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan
kami (ini)". - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2011/12/24/17162/doa-ashabul-kahfi-memohon-rahmat-dan-bimbingan-allah-saat-terancam/;#sthash.hI4IlamG.dpuf
"(Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu
mereka berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan
kami (ini)". - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2011/12/24/17162/doa-ashabul-kahfi-memohon-rahmat-dan-bimbingan-allah-saat-terancam/;#sthash.hI4IlamG.dpuf
"(Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu
mereka berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan
kami (ini)". - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2011/12/24/17162/doa-ashabul-kahfi-memohon-rahmat-dan-bimbingan-allah-saat-terancam/;#sthash.hI4IlamG.dpuf
قال بَعْضُهُمْ عَلِّمُوْا اَوْلاَدَكُمْ اَسْمَاءَ اَهْلِ الْكَهْفِ فَاِنَّهَا لَوْ كُتِبَتْ عَلَى بَابِ دَارٍلَمْ تُحْرَقْْ وَعَلَى مَتَاعٍ لَمْ يُسْرَقْ وَعَلَى مَرْكَبٍ لَمْ تُغْرَقْ
"Sebagian Ulama' Berkata ;"Ajarilah anak-anakmu nama-nama dari Ashhabul Kahfi. Karena nama-nama tersebut apabila ditulis pada pintu rumah maka tidak akan terbakar,Apabila di tulis pada harta maka tidak akan dicuri orang dan apabila ditulis pada perahu, maka tidak akan tenggelam dll.
وَقَالَ اِبْنُ عَبَاسْ رَضِيَ اللُّه عَنْهُمَا ؛ خَوَاصُّ اَسْمَاءِ اَهْلِ الْكَهْفِ تَنْفَعُ لِتِسْعَةِ اَشْيَاءَ لِلطَّلَبِ وَالهَرَبِ وَلِطَفْءِ اَلْحَرِيْقِ تُكْتَبُ عَلَى خِرْقَةٍ وَتُرْمَى فِيْ وَسَطِ النَّارِ تُطْفَأُ بِاِذْنِ اللَّهِ وَلِبُكَاءِ الْاَطْفَالِ وَالْحِمَى وَلِلصُّدَاعِ تُشَدُّ عَلَى الْعَضُدِ الْايْمَنِ وَلْاُمِّ الصَّبْيَانِ وَلِلرُّكُوْبِ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْر وَلِحِفْظِ الْمَالِ وَلِنَمَاءِ الْعَقْلِ وَنَجَاةِالآثِمِمِيْنَ
"ibnu abbas rodhiyallohu anhu berkata: Khasiat-khasiat dari nama-nama Ashhabul Kahfi itu sebagian kecil ada 9 macam :
- Untuk mendapatkan sesuatu yang disenangi dan menolak sesuatu yang tidak disenangi.
- Untuk memadamkan kebakaran, dengan cara ditulis pada kain, kemudian dilemparkan pada tengah kobaran api,maka akan padam atas seizin Alloh swt.
- Untuk menghentikan pada tangisan anak-anak kecil.
- Untuk menyembuhkan penyakit panas dan sakit kepala, dengan cara ditulis pada bahu sebelah kanan.
- Untuk menolak gangguan Kuntilanak.
- Untuk keselamatan ketika bepergian naik kendaraan baik didaratan maupun dilautan.
- Untuk menjaga harta.
- Untuk menjaga kecerdasan akal.
- Untuk keselamatan orang-orang yang berdosa (dari azab Alloh swt),dan masih banyak yang lainyya..
Doa Ashabul Kahfi ini adalah doa yang
dibaca oleh 7 pemuda yang beriman kepada Allah سبحانه وتعالى hingga
mendapat petunjuk daripada-Nya. Doa ini dibaca oleh mereka ketika hendak
masuk ke dalam gua sebagai tempat persembunyian untuk menyelamatkan
agama mereka, agama yang hak dan bebas daripada segala fitnah dari
orang-orang zalim.
Tidak lama kemudian Allah سبحانه وتعالى
mengabulkan doa mereka dengan menjadikan mereka tertidur bertahun-tahun
lamanya iaitu selama 309 tahun selepas mereka memasuki gua. Dan apabila
mereka bangun, keadaan masyarakat sudah berubah sama sekali. Rakyat dan
rajanya yang berkuasa ketika itu adalah adalah orang-orang yang beriman
kepada Allah سبحانه وتعالى.
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا
مِنْ دُونِهِ آَلِهَةً لَوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
Dan
Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata:
"Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru
Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan
yang amat jauh dari kebenaran". Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia
sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan
yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih Dzalim
daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah" (QS.
Al-Kahfi: 14-15)
Ibnu katsir rohimahumulloh berkata, "Allah
Ta'ala berfirman: Kami jadikan mereka bersabar atas tindakannya menentang kaum
mereka sendiri, meninggalkan kampung halaman mereka dan meninggalkan kehidupan
yang enak, kebahagiaan, dan kenikmatan."
Sesudah
mereka menyeru raja untuk beriman kepada Allah, maka raja menolak seruan
tersebut. Bahkan ia mengancam mereka dan menyuruh menanggalkan pakaian yang
mereka kenakan, yang padanya terdapat perhiasan kaumnya. Kemudia ia memberikan
waktu kepada mereka untuk berpikir supaya rela meninggalkan keyakinan mereka.
Kemudian
Allah menurunkan rahmat dan kasih sayangnya kepada para pemuda Ashabul Kahfi,
di mana pada masa penangguhan itu mereka berhasil melarikan diri demi
mempertahankan agama yang dianutnya dari fitnah. Lalu mereka ber'uzlah, dan
Allah menurunkan ilham-Nya kepada mereka agar berlindung ke dalam gua, mencari
tempat di sana sehingga raja dan kaumnya kehilangan jejak mereka. Hal ini
diterangkan dalam firman-Nya,
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ
يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا
Dan
apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka
carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan
sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam
urusan kamu" (QS. Al-Kahfi: 16)
Raja
dan kaumnya terus mencari para pemuda Ashabul Kahfi, tapi tidak menemukannya.
Bahkan Allah membutakan raja dan kaumnya untuk mendapatkan berita para pemuda
tersebut. Hal ini sebagaimana Allah membutakan kaum kafir Quraisy yang memburu
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Abu Bakar al-Shiddiq, saat keduanya
bersembunyi di gua Tsur dalam keberangkatan hijrah ke Madinah. Padahal Kafir
Quraisy telah melalui tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, namun
mereka tidak mendapatkan keduanya.
Nah,
pada saat mereka akan memasuki gua di sebuah gunung, tempat sembunyi dan
berlindung dari raja dan kaumnya yang kafir, mereka berdoa kepada Allah Ta'ala
saat memasukinya, memohon rahmat dan kebaikan-Nya.
رَبَّنَا
آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
(Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka
berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
(QS. Al-Kahfi: 10)
Maksudnya:
Anugerahkan kepada kami rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya Engkau rahmati kami
dan selamatkan kami dari kaum kami. Dan tetapkanlah petunjuk yang lurus kepada
kami dalam urusan kami. Dengan kata lain, jadkanlah kesudahan akhir kami di
bawah petunjuk yang lurus. Sebagaimana doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam,
اللَّهُمَّ
أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا
وَعَذَابِ الْآخِرَةِ
"Ya
Allah, jadikanlah baik akhir kesudahan kami dalam semua urusan, dan
selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat (HR. Ahmad dari Busr
bin Arthah al-Qurasyi)
Twitter
Facebook
RSS
وَرَبَطْنَا
عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا
شَطَطًا هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آَلِهَةً لَوْلَا
يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ
افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
"Dan Kami telah meneguhkan hati
mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: "Tuhan kami adalah
Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,
sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat
jauh dari kebenaran". Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai
tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan
yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih lalim
daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?" (QS. Al-Kahfi: 14-15)
Ibnu Katsir rahimahullah
berkata, "Allah Ta'ala berfirman: Kami jadikan mereka bersabar atas
tindakannya menentang kaum mereka sendiri, meninggalkan kampung halaman
mereka dan meninggalkan kehidupan yang enak, kebahagiaan, dan
kenikmatan."
Sesudah mereka menyeru raja untuk
beriman kepada Allah, maka raja menolak seruan tersebut. Bahkan ia
mengancam mereka dan menyuruh menanggalkan pakaian yang mereka kenakan,
yang padanya terdapat perhiasan kaumnya. Kemudia ia memberikan waktu
kepada mereka untuk berpikir supaya rela meninggalkan keyakinan mereka.
Kemudian Allah menurunkan rahmat dan
kasih sayangnya kepada para pemuda Ashabul Kahfi, di mana pada masa
penangguhan itu mereka berhasil melarikan diri demi mempertahankan agama
yang dianutnya dari fitnah. Lalu mereka ber'uzlah, dan Allah
menurunkan ilham-Nya kepada mereka agar berlindung ke dalam gua, mencari
tempat di sana sehingga raja dan kaumnya kehilangan jejak mereka. Hal
ini diterangkan dalam firman-Nya,
وَإِذِ
اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى
الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ
مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا
"Dan apabila kamu meninggalkan
mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat
berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian
rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam
urusan kamu." (QS. Al-Kahfi: 16)
Raja dan kaumnya terus mencari para
pemuda Ashabul Kahfi, tapi tidak menemukannya. Bahkan Allah membutakan
raja dan kaumnya untuk mendapatkan berita para pemuda tersebut. Hal ini
sebagaimana Allah membutakan kaum kafir Quraisy yang memburu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
dan Abu Bakar al-Shiddiq, saat keduanya bersembunyi di gua Tsur dalam
keberangkatan hijrah ke Madinah. Padahal Kafir Quraisy telah melalui
tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, namun mereka tidak
mendapatkan keduanya.
Nah, pada saat mereka akan memasuki gua
di sebuah gunung, tempat sembunyi dan berlindung dari raja dan kaumnya
yang kafir, mereka berdoa kepada Allah Ta'ala saat memasukinya, memohon
rahmat dan kebaikan-Nya,
رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda
itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: Wahai
Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)"." (QS. Al-Kahfi: 10)
Maksudnya: Anugerahkan kepada kami
rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya Engkau rahmati kami dan selamatkan
kami dari kaum kami. Dan tetapkanlah petunjuk yang lurus kepada kami
dalam urusan kami. Dengan kata lain, jadkanlah kesudahan akhir kami di
bawah petunjuk yang lurus. Sebagaimana doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ
"Ya Allah, jadikanlah baik akhir kesudahan kami dalam semua urusan, dan selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat." (HR. Ahmad dari Busr bin Arthah al-Qurasyi)
Kemudian Allah menurunkan urusan-Nya
kepada mereka, menjadikan mereka tertidur bertahun-tahun lamanya sesaat
sesudah mereka memasuki goa, yakni 309 tahun. Dan saat mereka terbangun,
kondisi masyarakat sudah berubah. Raja yang berkuasa adalah seorang
muslim yang menurut satu riwayat namanya, Yandusus. Rakyatnya juga
demikian. Sehingga saat raja dan rakyatnya menemui mereka di dalam goa,
para Ashabul Kahfi merasa bahagia dan bercengkrama bersamanya. Kemudian
mereka meninggalkan para pemuda tersebut dan mengucapkan salam kepada
mereka. Lalu mereka kembali ke tempat pembaringan mereka sehingga Allah
mewafatkan mereka
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2011/12/24/17162/doa-ashabul-kahfi-memohon-rahmat-dan-bimbingan-allah-saat-terancam/;#sthash.hI4IlamG.dpuf
وَرَبَطْنَا
عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا
شَطَطًا هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آَلِهَةً لَوْلَا
يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ
افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
"Dan Kami telah meneguhkan hati
mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: "Tuhan kami adalah
Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,
sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat
jauh dari kebenaran". Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai
tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan
yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih lalim
daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?" (QS. Al-Kahfi: 14-15)
Ibnu Katsir rahimahullah
berkata, "Allah Ta'ala berfirman: Kami jadikan mereka bersabar atas
tindakannya menentang kaum mereka sendiri, meninggalkan kampung halaman
mereka dan meninggalkan kehidupan yang enak, kebahagiaan, dan
kenikmatan."
Sesudah mereka menyeru raja untuk
beriman kepada Allah, maka raja menolak seruan tersebut. Bahkan ia
mengancam mereka dan menyuruh menanggalkan pakaian yang mereka kenakan,
yang padanya terdapat perhiasan kaumnya. Kemudia ia memberikan waktu
kepada mereka untuk berpikir supaya rela meninggalkan keyakinan mereka.
Kemudian Allah menurunkan rahmat dan
kasih sayangnya kepada para pemuda Ashabul Kahfi, di mana pada masa
penangguhan itu mereka berhasil melarikan diri demi mempertahankan agama
yang dianutnya dari fitnah. Lalu mereka ber'uzlah, dan Allah
menurunkan ilham-Nya kepada mereka agar berlindung ke dalam gua, mencari
tempat di sana sehingga raja dan kaumnya kehilangan jejak mereka. Hal
ini diterangkan dalam firman-Nya,
وَإِذِ
اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى
الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ
مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا
"Dan apabila kamu meninggalkan
mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat
berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian
rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam
urusan kamu." (QS. Al-Kahfi: 16)
Raja dan kaumnya terus mencari para
pemuda Ashabul Kahfi, tapi tidak menemukannya. Bahkan Allah membutakan
raja dan kaumnya untuk mendapatkan berita para pemuda tersebut. Hal ini
sebagaimana Allah membutakan kaum kafir Quraisy yang memburu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
dan Abu Bakar al-Shiddiq, saat keduanya bersembunyi di gua Tsur dalam
keberangkatan hijrah ke Madinah. Padahal Kafir Quraisy telah melalui
tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, namun mereka tidak
mendapatkan keduanya.
Nah, pada saat mereka akan memasuki gua
di sebuah gunung, tempat sembunyi dan berlindung dari raja dan kaumnya
yang kafir, mereka berdoa kepada Allah Ta'ala saat memasukinya, memohon
rahmat dan kebaikan-Nya,
رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda
itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: Wahai
Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)"." (QS. Al-Kahfi: 10)
Maksudnya: Anugerahkan kepada kami
rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya Engkau rahmati kami dan selamatkan
kami dari kaum kami. Dan tetapkanlah petunjuk yang lurus kepada kami
dalam urusan kami. Dengan kata lain, jadkanlah kesudahan akhir kami di
bawah petunjuk yang lurus. Sebagaimana doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ
"Ya Allah, jadikanlah baik akhir kesudahan kami dalam semua urusan, dan selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat." (HR. Ahmad dari Busr bin Arthah al-Qurasyi)
Kemudian Allah menurunkan urusan-Nya
kepada mereka, menjadikan mereka tertidur bertahun-tahun lamanya sesaat
sesudah mereka memasuki goa, yakni 309 tahun. Dan saat mereka terbangun,
kondisi masyarakat sudah berubah. Raja yang berkuasa adalah seorang
muslim yang menurut satu riwayat namanya, Yandusus. Rakyatnya juga
demikian. Sehingga saat raja dan rakyatnya menemui mereka di dalam goa,
para Ashabul Kahfi merasa bahagia dan bercengkrama bersamanya. Kemudian
mereka meninggalkan para pemuda tersebut dan mengucapkan salam kepada
mereka. Lalu mereka kembali ke tempat pembaringan mereka sehingga Allah
mewafatkan mereka
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2011/12/24/17162/doa-ashabul-kahfi-memohon-rahmat-dan-bimbingan-allah-saat-terancam/;#sthash.hI4IlamG.dpuf
والله أعلم بالصواب
Wallohua'lam bisshowwab..